BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Hingga saat ini
hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan janinnva. Hipertensi dalam kehamilan berarti tekanan darah
meninggi saat hamil. Keadaan ini biasanya mulai pada trimester ketiga, atau
tiga bulan terakhir kehamilan. Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini
jarang terjadi. Dikatakan tekanan darah tinggi dalam kehamilan jika tekanan
darah sebelum hamil (saat periksa hamil) lebih tinggi dibandingkan tekanan
darah di saat hamil.
Hipertensi menjadi momok bagi
sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara
statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai
faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok,
minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir
sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat
menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator
bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat
dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta
mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi
didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan
140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan
90 mmHg (Anindya, 2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau
jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada
gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan
berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah
perifer, dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia
yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan
masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi,
kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat
lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas
memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu
dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang
dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter
Hipertensi pada
kehamilan bisa saja terjadi pada wanita manapun. Namun hal ini tentu tidak semua
mengalaminya. Tergantung bagaimana kondisi si calon ibu itu sendiri. Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi, tekanan yang diakibatkan dari
aliran darah yang dipompa oleh jantung,
mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah.
Kondisi demikian jika tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Oleh karena itu wanita hamil
perlu menjaga kondisi kesehatannya dengan baik agar saat proses kelahiran dapat
berjalan dengan selamat.
1.2.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang telah di kemukakan diatas maka
sebagai penyusun makalah ini membatasi pengkajian tentang hipertensi dalam
kehamilan.oleh karena itu kami sebagai penyusun merumuskan masalah yakni;
1. Apakah
defenisi dari hipertensi itu?
2. Apakah
penyebab hipertensi dalam kehamilan?
3. Bagaimanakah
asuhan kebidanan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan ?
1.3.
Tujuan
Penulisan Makalah
a. Menambah
wawasan pengetahuan
dan konsep keilmuan hipertensi dalam
kehamilan
b. Dapat
mengetahui secara dini penyebab terjadinya hipertensi dalam kehamilan
1.4.
Metode
Penulisan makalah
a. Metode
kajian Pustaka
Dalam penyusunan makalah ini
kami sebagai penulis menggunakan media kajian pustaka dengan cara mencari
materi pada buku-buku pedoman.
b. Metode
media elekrtonik.
Selain dari media pustaka
kami sebagai penulis mencari reverensi melalui media elektronik seperti
pencarian reverensi tentang teori nifas melalu internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi
Hipertensi Dalam Kahamilan
Hipertensi
berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension.hiper artinya tekanan yang
berlebihan dan tension artinya tensi.hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan
angka kematian seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau
hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan
diastoliknya lebih besar dari 120 mmHg.(Ai Yeye Rukiyah.2010)
Hipertensi
adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga
kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga
setiap diagnosa hipertensi harus bersifat spiesifik usia. Pada umumnya, tekanan
yang dianggap optimal adalah < 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg
untuk tekanan diastolik, sementara tekanan yang dianggap hipertensif adalah
> 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg untuk diastolik.
Hipertensi
merupakan tekanan darah yang dipompa jantung, mengalir cepat sehingga menekan
dinding arteri dalam pembuluh darah. Umumnya hipertensi jika pada pemeriksaan:
tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa
ditulis 140/90 mmHg
Hipertensi
karena kehamilan yaitu hipertensi yang tejadi karena atau pada saat kehamilan
dapat mempengaruhi kehamilan itu.
2.2.
Sebab
Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan
Penyebab Hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui
dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi
dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak
benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah :
1. Teori kelainan
vaskularisasi plasenta
Pada hipertensi dalam
kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot
arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis
tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri
spiralis relative mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan “remodeling
arteri spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori iskemia plasenta,
radikal bebas, dan disfungsi endotel
a) Iskemia plasenta dan
pembentukan oksidan/radikal bebas
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai electron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamian disebut “toxaemia”. Radikal hidroksil akan merusak membrane sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi anti oksidan.
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai electron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamian disebut “toxaemia”. Radikal hidroksil akan merusak membrane sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi anti oksidan.
b) Peroksida lemak sebagai
oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam
kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya peroksida lemak
meningkat, sedangkan antioksidan, missal vitamin E pada hipertensi dalam
kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang
relative tinggi. Perksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat
toksis ini akan beredar diseuruh tubuh daam aliran darah dan akan merusak
membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh
peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
c) Disfungsi sel
endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel.
3. Teori intoleransi imunologik
antara ibu dan janin
Pada plasenta
hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya
HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua.
Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur
sehingga memudahkan terjadinaya reaksi inflamasi.
4. Teori adaptasi
kardiovaskular
Pada hipertensi dalam
kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan
ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya
daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehinggapembuluh
darah menjadi sangat peka terhadap bahan-bahan vasopresor pada hipert ensi
dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I (pertama). Peningkatan kepekaan
pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat
ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai
prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
5. Teori defisiensi gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi
gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian yang
penting yang pernah dilakukan di inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet
pada preeklampsia beberapa waktu sebelum pecahnya Perang Dunia ke II.
Suasana serba sulit mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan
kenaikan insiden hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan
bahwa konsumsi minyak ikan, termaksud minyak hati halibut dapat mengurangi
risiko preeclampsia.
6. Teori inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di
dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi.
Pada kehamilan normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar,
sehingga reaksi inflamasi juga msih dalam batas normal. Berbeda dengan proses
apoptosis pada preeklampsia, dimana ada preeklampsia terjadi peningkatan
stresoksidatif, sehingga produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga
meningkat. Makin banyak sel trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta besar,
pada hamil ganda, maka reaksi stress oksidatif kan sangat meningkat, sehingga
jumlah sisa debris trofobls juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban
reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi juh lebih besar, dibanding reaksi
inflamsi pada kehamilan normal. Respons inflamasi ini akan mengaktifasi sel
endotel, dan sel-sel makrofag/granulosit, yang lebih besar pula, sehingga
terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan gejala-gejala pada preeklampsia
pada ibu.
2.3. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
·
Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi
kehamilan
a.
Preklamsia.
Preeklampsia adalah
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria
preklamsia juga terbagi yakni preklamsia ringan dan preklamsia berat.
b.
Eklamsia
Eklampsia adalah apabila
ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, yang juga dapat disertai
koma.
·
Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah
hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang
pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
·
Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat
dari hipertensi menahun atau superimposed preklamsia dan eklamsia.
·
Gestasional hepertension
Hipertensi gestasional
adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan
tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
2.4. Pencegahan Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan
Pencegahan kejadian
hipertensi dalam kehamilan secara umum agar menghindari tekanan darah tinggi
adalah dengan mengubah kearah gaya hidup sehat,tidak terlalu banyak
fikiran,mengatur diet pola makan seperti rendah garam rendah kolesterol,dan
lemak jenuh,meningkatkan komsumsi buah dan sayuran, tidak mengkomsumsi alkohol
dan rokok, Lakukan
kontrol rutin terhadap kehamilan ibu dan ikuti petunjuk yang disarankan oleh
dokter
2.5. Pengobatan
Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan
Apabila ibu hamil mengalami
hipertensi maka dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu wawancara
(anamnesa)kemudian dilakukan pemeriksaan fisik,pemeriksaan laboratorium,pengobatan
nonfarmakologik, mengurangi berat badan bila berlebihan ,membatasi alcohol dan
menghentikan rokok, menghentikan mengkomsumsi kopi yang berlebihan,berolahraga
ringan, mengurangi asupan natrium,mempertahankan asupan kalsium dan magnesium
adekuat perbanyak unsure kalium tidak stress dan istrahat yang cukup.
Dianjurkan
minum obat yang tidak banyak efek samping misalnya jenis obat hydralazin yang efektif untuk hipertensi
dalam kehamilan, cara kerja obat ini langsung pada pembulu darah,
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpilan
Hipertensi
merupakan tekanan darah yang dipompa jantung, mengalir cepat sehingga menekan
dinding arteri dalam pembuluh darah. Umumnya hipertensi jika pada pemeriksaan:
tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa
ditulis 140/90 mmHg
Hipertensi
karena kehamilan yaitu hipertensi yang tejadi karena atau pada saat kehamilan
dapat mempengaruhi kehamilan itu.
Penyebab Hipertensi
dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah
dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada
satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang
banyak dianut adalah :
·
Teori kelainan vaskularisasi plasenta
·
Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
·
Teori inflamasi
·
Teori defisiensi gizi
·
Teori adaptasi kardiovaskular
·
Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pencegahan kejadian
hipertensi dalam kehamilan menghindari
tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kearah gaya hidup sehat pengobatan penyakit hipertensi dalam
kehamilan dianjurkan minum obat yang tidak banyak efek samping misalnya jenis
obat hydralazin yang efektif untuk
hipertensi dalam kehamilan, cara kerja obat ini langsung pada pembulu darah,
3.2.
Saran
Dari makalah
diatas kami berharap agar makalah ini bermanfaat dan memberikan dampak
positif bagi para pembaca. Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dapat
lebih banyak mengetahui tentang hipertensi dalam kehamilan serta cara – cara
menghindari hipertensi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar