Jumat, 19 Oktober 2012

hipertensi dalam kehamilan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang Masalah

Hingga saat ini hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janinnva. Hipertensi dalam kehamilan berarti tekanan darah meninggi saat hamil. Keadaan ini biasanya mulai pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan. Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang terjadi. Dikatakan tekanan darah tinggi dalam kehamilan jika tekanan darah sebelum hamil (saat periksa hamil) lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di saat hamil.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya, 2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifer, dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter
Hipertensi pada kehamilan bisa saja terjadi pada wanita manapun. Namun hal ini tentu tidak semua mengalaminya. Tergantung bagaimana kondisi si calon ibu itu sendiri. Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi, tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Kondisi demikian jika tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Oleh karena itu wanita hamil perlu menjaga kondisi kesehatannya dengan baik agar saat proses kelahiran dapat berjalan dengan selamat.

1.2.        Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di kemukakan diatas maka sebagai penyusun makalah ini membatasi pengkajian tentang hipertensi dalam kehamilan.oleh karena itu kami sebagai penyusun merumuskan masalah yakni;
1.    Apakah defenisi dari hipertensi itu?
2.    Apakah penyebab hipertensi dalam kehamilan?
3.    Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan ?


1.3.        Tujuan Penulisan Makalah
a.    Menambah wawasan   pengetahuan dan konsep keilmuan  hipertensi dalam kehamilan
b.    Dapat mengetahui secara dini penyebab terjadinya hipertensi dalam kehamilan
1.4.        Metode Penulisan makalah
a.    Metode kajian Pustaka
Dalam penyusunan makalah ini kami sebagai penulis menggunakan media kajian pustaka dengan cara mencari materi pada buku-buku pedoman.
b.    Metode media elekrtonik.
Selain dari media pustaka kami sebagai penulis mencari reverensi melalui media elektronik seperti pencarian reverensi tentang teori nifas melalu internet.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.        Definisi Hipertensi Dalam Kahamilan
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension.hiper artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi.hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan diastoliknya lebih besar dari 120 mmHg.(Ai Yeye Rukiyah.2010)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosa hipertensi harus bersifat spiesifik usia. Pada umumnya, tekanan yang dianggap optimal adalah < 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik, sementara tekanan yang dianggap hipertensif adalah > 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg untuk diastolik.
Hipertensi merupakan tekanan darah yang dipompa jantung, mengalir cepat sehingga menekan dinding arteri dalam pembuluh darah. Umumnya hipertensi jika pada pemeriksaan: tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg
Hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang tejadi karena atau pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu.

2.2.        Sebab Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan
Penyebab Hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah :
1.    Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relative mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
2.    Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
a)    Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai electron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya  terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi  oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamian disebut “toxaemia”. Radikal hidroksil akan merusak membrane sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi anti oksidan.
b)    Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, missal vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relative tinggi. Perksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan beredar diseuruh tubuh daam aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
c)    Disfungsi sel endotel   
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel.
3.    Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada  plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur sehingga memudahkan terjadinaya reaksi inflamasi.

4.    Teori adaptasi kardiovaskular
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehinggapembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan-bahan vasopresor pada hipert ensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I (pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan  yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
5.    Teori defisiensi gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian yang penting yang pernah dilakukan di inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet pada preeklampsia  beberapa waktu sebelum pecahnya Perang Dunia ke II. Suasana serba sulit mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan insiden hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, termaksud minyak hati halibut dapat mengurangi risiko preeclampsia.
6.    Teori inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar, sehingga reaksi inflamasi juga msih dalam batas normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklampsia, dimana ada preeklampsia terjadi peningkatan stresoksidatif, sehingga produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta besar, pada hamil ganda, maka reaksi stress oksidatif kan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofobls juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi juh lebih besar, dibanding reaksi inflamsi pada kehamilan normal. Respons inflamasi ini akan mengaktifasi sel endotel, dan sel-sel makrofag/granulosit, yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan gejala-gejala pada preeklampsia pada ibu.

2.3.  Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
·         Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan
a.      Preklamsia.
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria preklamsia juga terbagi yakni preklamsia ringan dan preklamsia berat.
b.      Eklamsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, yang juga dapat disertai koma.
·            Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
·            Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun atau superimposed preklamsia dan eklamsia.
·            Gestasional hepertension
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.

2.4.  Pencegahan Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan
Pencegahan kejadian hipertensi dalam kehamilan secara umum agar menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kearah gaya hidup sehat,tidak terlalu banyak fikiran,mengatur diet pola makan seperti rendah garam rendah kolesterol,dan lemak jenuh,meningkatkan komsumsi buah dan sayuran, tidak mengkomsumsi alkohol dan rokok, Lakukan kontrol rutin terhadap kehamilan ibu dan ikuti petunjuk yang disarankan oleh dokter
2.5.  Pengobatan Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan
           Apabila ibu hamil mengalami hipertensi maka dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu wawancara (anamnesa)kemudian dilakukan pemeriksaan fisik,pemeriksaan laboratorium,pengobatan nonfarmakologik, mengurangi berat badan bila berlebihan ,membatasi alcohol dan menghentikan rokok, menghentikan mengkomsumsi kopi yang berlebihan,berolahraga ringan, mengurangi asupan natrium,mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat perbanyak unsure kalium tidak stress dan istrahat yang cukup.
Dianjurkan minum obat yang tidak banyak efek samping misalnya jenis obat hydralazin yang efektif untuk hipertensi dalam kehamilan, cara kerja obat ini langsung pada pembulu darah,






















BAB III
PENUTUP
3.1.        Kesimpilan
Hipertensi merupakan tekanan darah yang dipompa jantung, mengalir cepat sehingga menekan dinding arteri dalam pembuluh darah. Umumnya hipertensi jika pada pemeriksaan: tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg
Hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang tejadi karena atau pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu.
Penyebab Hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah :
·         Teori kelainan vaskularisasi plasenta
·         Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
·         Teori inflamasi
·         Teori defisiensi gizi
·         Teori adaptasi kardiovaskular
·         Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pencegahan kejadian hipertensi dalam kehamilan  menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kearah gaya hidup sehat pengobatan penyakit hipertensi dalam kehamilan dianjurkan minum obat yang tidak banyak efek samping misalnya jenis obat hydralazin yang efektif untuk hipertensi dalam kehamilan, cara kerja obat ini langsung pada pembulu darah,
3.2.    Saran
Dari makalah diatas kami berharap agar makalah ini  bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi para pembaca. Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dapat lebih banyak mengetahui tentang hipertensi dalam kehamilan serta cara – cara menghindari hipertensi tersebut.